Selasa, 04 Agustus 2015

ARTI DELAPAN TAHUN


Waktu bergulir begitu cepat. Tanpa terasa, usia pernikahan kita sudah memasuki tahun ke delapan. Hari ini, 4 Agustus 2015. Segala puji bagi Allah Subhanahuwata`allah. Teringat kembali delapan tahun silam. Ketika seorang lelaki asing, hadir dalam hidup. Menjadi teman hidup. Antara percaya dan tidak, itulah yang dirasakan dulu.

Suamiku
Delapan tahun. Seperti anak sekolah. Baru menginjak kelas dua sekolah dasar. Baru menyelesaikan tahap mengeja dan mengenal huruf serta angka. Begitulah dengan usia pernikahan kita. Seumpa anak-anak, yang masih berusaha belajar menulis huruf indah. Masih banyak hal yang harus kita pelajari bersama. Tentunya, selama belajar itu, akan banyak kesalahan-kesalahan yang sadar atau tidak, akan kita lakukan. Bentuan-benturan kecil, yang terkadang membuat kita berselisih jalan.


Suamiku
Delapan tahun. Seperti anak-anak, yang masih harus dibantu menyelesaikan tugasnya. Yang terkadang, masih harus diingatkan tugas dan kewajibannya. Begitulah usia pernikahan kita. Tetap dan terus bimbing istrimu ini dengan kelembutan. 



Suamiku
Terima kasih untuk delapan tahun kebersamaan kita
Tetap genggam erat jemari ini
Sehingga tidak jatuh tersungkur, ketika kerikiril-kerikil tajam menghalangi jalan kita
Tetap genggam erat jemari ini
Ketika mengarungi samudra kehiduppan bersama
Karena yang akan kita lewati, tidak hanya warna biru nan indah, warna hijau nan teduh. 
Tetaplah menjadi suami yang terbaik. Sekarang dan nanti, Aamiin Aallahumma Aamiin






Sabtu, 01 Agustus 2015

PEMIMPIN TIDAK BOLEH TERLAMBAT



Sampai hari ke-5 sekolah Rayhan masih  semangat. Jam setengah lima pagi, sudah bangun. Tanpa harus dibangunkan oleh Mama, mudah-mudahan begitu seterusnya. Dan Rayhan, sudah mengerti rutinintasnya di pagi hari. Bangun tidur, langsung sholat, mandi dan sarapan. Atau kadang terbalik. Sholat, sarapan baru mandi. Dan biasanya, jam setengah enam pagi. Rayhan sudah rapi dengan seragamnya. 

Mama bersyukur sekali, sampai hari ke-5 tidak ada drama di pagi hari. Dan walaupun sekolahnya pulang siang. Masuk jam tujuh pagi dan pulang jam setengah dua belas siang. Rayhan masih tampak ceria, tidak ada tanda-tanda bahwa dia kelelahan. Rayhan sangat semangat menceritakan kegiatannya di sekolah, ketika Mama datang menjemput. Sepanjang perjalanan pulang, pasti kegiatan yang di dalam kelas yang diceritakan tanpa jeda. *Kalau urusan bercerita, anak Mama memang jagonya, hehehe*

Jarak rumah dan sekolah Rayhan, tidak begitu jauh menurut Mama, jika naik motor dan lewat jalan alternatif. Karena jika lewat jalan utama, macet. Ternyata bukan Jakarta saja yang macet kalau pagi hari, Bogor juga luar biasa macetnya. Dari rumah ke sekolah kurang lebih lima belas menit dan menurut Mama, Rayhan terlalu pagi jika setengah enam sudah rapi dan siap berangkat sekolah.

Mama : "Abang, masih pagi bangat kalau berangkat sekarang. Sekolahnya masih sepi."

Rayhan : "Mama, Rayhan Pemimpin. Pemimpin tidak boleh terlambat. Kalau Rayhan terlambat, siapa yang memimpin barisan ?"


Dan Mama terkesima dengan jawaban Rayhan.


Semoga kelak, ketika Abang jadi pemimpin. Pemimpin Keluargamu. Bisa menjadi pemimpin yang Amanah, Aamiin Allahumma Aamiin